B
Bulan telah bertengger lama ditempatnya. Udara mulai terasa menusuk tulang ku yang kecil. Ditambah “ngiung - ngiung” suara nyamuk berputar di atas kepala semakin menjadi-jadi. Saat ini jam dinding di rumah menunjukkan angka 23.30 WIB. Harusnya aku sudah terlelap. Mematikan lampu dan memeluk guling karakter kesayangan. Nyatanya mataku masih terjaga, meski hanya beberapa watt saja. Tubuhku bersandar di ujung ranjang, namun pikiranku ada jauh di seberang Kota. Ponselnya aktif, tapi tak ada satupun pesan singkat atau telephone ku terjawab. Setengah jam lalu dia harusnya bertugas. Bekerja tengah malam karena tuntutan shift. Biasanya aku akan menemaninya, memastikan dia berangkat dan sampai dengan selamat. Bukan. Aku tidak mengantarnya, aku hanya membantunya menunggu jam kerja melalui telephone seluler. Seperti alarm yang bekerja sebagai pengingat, dipastikan satu jam sebelum pukul 22.00 aku menghubunginya, menyuruhnya bergegas bersiap-siap. Aku tau dia tak akan mungkin mandi. Karena mandi malam haram hukumnya untuk keluarganya, dengan alasan kesehatan tentunya. Namun hari ini berbeda. Selepas Isya’ dia pamit untuk membeli bakso goreng penyet kesukaannya. Aku tahu warung itu ada disebelah kos. Tapi setelah itu tak ada lagi jawaban atas pesan wa yang ku kirimkan. Begitupun dengan telefon.
Seharusnya aku tidak menunggu, Seharusnya aku sudah pergi ke alam mimpi. Lihatlah, aku selama 1 minggu merelakan jam tidurku untuk menemani. Baru akan tenang jika ada pesan kalau dia sudah masuk di ruang kerja. Saat itulah aku berhenti. Menarik selimut dan melipat telapak tangan di antara pipi dan bantal. Lantas bagaimana dengan malam ini ?
Apa kau baik-baik saja ?
Sudah masuk kerja ?
Atau kau malah tertidur lelap, merasa tak bisa menahan kantuk setelah menandaskan satu cobek makanan kesukaan mu ?
Komentar
Posting Komentar