Rahasia Desi
Pagi ini aku melihat gadis itu kembali.Gadis yang senantiasa memakai kerudung tanpa satu saja asesoris terlihat.Kini ia menggunakan seragam sekolah warna putih dengan kerudung yang senada,di tambah sebuah rok berpilin cantik berwarna hitam melilit seluruh kakinya.Namanya Desi.Entah apa yang salah dengan dia,yang jelas dia adalah satu-satunya gadis yang membenci perayaan hari ulang tahun.Dan hari ini adalah hari dimana ia berumur 15 tahun.Teman sekelasnya,termasuk aku akan memberikan sedikit kejutan kecil dengan acara tiup lilin dan potong kue.Apa yang akan terjadi ? Aku tidak mau membayangkan suatu hal buruk akan tercipta. "Bagaimana Don ? Sudah pinjam korek ?" Aku hanya mengangguk lantas pergi menuju ke kelas VIII-C.Aku kembali memandang seluruh aktifitas teman-teman ku yang mulai sibuk sendiri menyembunyikan tart kecil itu,tart dengan warna merah dan hiasan bunga-bunga mawar kecil melingkari bentuk bulat kuenya.Lilin dengan angka 1 dan 5 bertengger apik di tepi,di atas tulisan yang terukir indah dengan bunyi "Selamat Menjadi TUA Desi ".Sekali lagi aku ingin sekali bertanya alasan gadis periang itu membenci hari ulang tahunnya.Hampir 2 tahun sekelas dengannya,aku tak pernah melihat Desi marah yang begitu menakutkan.Selain saat tahun lalu kita sekelas menyalaminya dan merengek minta traktiran saat hari jadinya.Dia menggebrak meja keras,lantas berkata "Aku tidak suka dengan apa yang kalian lakukan.Jangan pernah sekalipun kalian ulangi mengucapkan selamat ulang tahun pada ku" Setelah itu dia pergi,dan untuk menunjukkan sikap protesnya,dia tak mau berbicara dengan seluruh yang ada di kelas 3 hari lamanya.Aku dan seluruh teman sekelas heran dengan sikapnya.Mencoba menerka alasan terlogis untuk pertanyaan yang tak mampu terlontarkan.Akankah dia marah karena ulang tahunnya tak pernah di rayakan ? Aku rasa itu tidak mungkin.Orang tua Desi pengusaha sukses yang bergelimangkan harta.Dia pernah mendapat kado terburuk ? Dia pernah di putuskan kekasihnya tepat di hari bahagianya ? Dia tidak suka karena bertambah tua ? Atau apa ? Malah salah satu teman ku,Fahri dengan suara seraknya berkata "Desi lagi PMS" Kontan kelas ku penuh dengan tawa.
"Woy Desi dan Rina datang.Cepat bersiap di tempat masing-masing" Teriakan Toni membuat ku tersentak dan berlari bergabung di antara teman-teman ku. "satuuu..Duaa..." Kita semua mulai menghitung dan.. " tigaa" Pintu kelas terbuka,bersamaan dengan itu lagu selamat ulang tahun menggema.Sluruh teman ku memasang wajah paling bahagia yang mereka miliki,sembari bertepuk tangan antusias layaknya anak kecil yang melihat atraksi lucu badut dengan hidung tomatnya.Namun di seberang kami,Desi terlihat layaknya kepiting rebus.Wajahnya merah dan kami kira itu adalah wajah Desi yang malu dan terharu.Hingga akhirnya.. "Brakkk" Sebelum kami mulai sadar,kue yang terlihat enak itu sudah tergeletak tak berbentuk di tanah.Desi marah.Laksana harimau terganggu dari tidur nyenyaknya,dia mengamuk.Dan mengutarakan semua apa yang ada di pikirannya hingga membuat kami malu,sedih dan tak kala tercengang.Tak ada lagi yang bisa ku dengar tatkala dia selesai menuturkan "Kalian tahu apa alasan ku tak suka dengan hari kelahiran ku ? 15 tahun lalu,tepat di tanggal yang sama dengan hari ini,aku di temukan di depan gerbang panti asuhan"
Komentar
Posting Komentar